Wayangkulit merupakan salah satu kesenian deaerah masyarakat jawa dan mendapatkan pengakuan dari UNESCO. Maka dari itu kita harus melestarikan kesenian yang satu ini, setidaknya kita harus belajar menghargai seni teater tersebut. Seni Drama Musikal. Drama musikal merupakan jenis seni teater yang menggabungkan unsur musik, unsur tari
Setelahmenjadi pemenang, Regina pun merilis beberapa lagu yakni “Kemenangan" (2012), "Terlalu Indah" (2013), "Aku Jatuh Cinta" (2014), dan "Selamanya" (2019). Tidak berbeda jauh dengan Regina, penampilan Kamasean juga terbilang kelas wahid. Sean pun kerap mendapat pujian dari para juri lantaran teknik suaranya yang mumpuni.
Akhirakhir ini, musik ini sering dibawakan dalam kontes menyanyi di televisi. Enggak gampang untuk membawakan lagu dengan teknik vokal seriosa. Butuh keahlian khusus dan latihan. Salah satu diantaranya adalah gelang yang disebut gelang keroncong, yaitu gelang yang terbuat dari emas atau perak terdiri dari 10 sampai 15 gelang tipis
terjawab• terverifikasi oleh ahli Seriosa merupakan salah satu lagu yang menggunakan teknik.. a. klasik b. rock and roll c. latin d. ska Iklan Jawaban terverifikasi ahli 4.8 /5 158 TikaIntanTini a. klasik .. ☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺ Terimakasih Sedang mencari solusi jawaban Seni beserta langkah-langkahnya? Pilih kelas untuk menemukan buku sekolah Iklan
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Formatif-Sumatif Evaluation Model, adalah salah satu model penilaian yang dapat digunakan/diterapkan dalam penilaian BK. Model ini dikembangkan oleh Michael Scriven dan merupakan jenis penilaian yang berorientasi pada? Tujuan dan hasil Proses dan hasil Kegunaan dan hasil Program dan hasil Kunci jawabannya adalah A. Tujuan dan hasil. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, formatif-sumatif evaluation model, adalah salah satu model penilaian yang dapat digunakan/diterapkan dalam penilaian bk. model ini dikembangkan oleh michael scriven dan merupakan jenis penilaian yang berorientasi pada tujuan dan hasil.
Dalam Bab I, penulis akan membahas Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Pokok Masalah dan Tujuan Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penulisan, Tinjauan Pustaka, Konsep, Teori dan Metode Penelitian. Untuk Bab II, penulis akan membahas Sejarah Singkat Musik Seriosa, Komponis Musik Seriosa, Penyanyi Musik Seriosa, dan Masuknya Musik Klasik Barat pada Sekolah Musik dan Lembaga Musik di Indonesia. Bab III, akan membahas Kajian Komposisi Musik Seriosa dan Kajian Komposisi Lieder meliputi Struktur Musik, Pola Sajak, Pola Meter dan Makna Teks. Bab IV, akan membahas Teknik Vokal Barat, Analisa Teknik Bernyanyi Seriosa dan Adaptasi, selanjutnya Bab V, merupakan Kesimpulan dan Saran. BAB II MUSIK SERIOSA INDONESIA Sejarah Singkat Musik Seriosa Musik seriosa merupakan salah satu jenis musik klasik Indonesia yang berasal dari jenis musik lied di Jeman. Musik seriosa mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1950-an sejalan dengan penyelenggaraan pemilihan Bintang Radio dan Televisi BRTV. Komposisi dan penyajian musik seriosa persis dengan jenis lied bahwa lagu dan musik iringannya telah menyatu. Pada awalnya, lagu-lagu seriosa diiringi oleh piano namun seiring perkembangan musik iringan lagu-lagu seriosa diaransir dalam bentuk ensambel atau orkes. Untuk dapat membawakan lagu-lagu seriosa dengan baik, dibutuhkan suatu persyaratan yang mencakup kemampuan teknik vokal yang baik karena lagu-lagu seriosa merupakan adaptasi dari jenis lagu lied di Jerman. Musik seriosa merupakan bentuk nyanyian tunggal dengan iringan piano, yang dapat dinyanyikan dengan baik setelah terlebih dahulu menguasai teknik-teknik vokal. Teknik-teknik vokal tersebut mencakup, teknik produksi suara yang membahas berbagai hal yang erat kaitannya dengan organ-organ tubuh. Hal-hal yang berkaitan dengan produksi suara adalah pernafasan, sumber bunyi, gema suara, dan artikulasi. Lagu-lagu seriosa Indonesia berdasarkan tema syairnya dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu20 1. Musik seriosa dengan tema “Mengisahkan Keindahan Alam”. Beberapa lagu-lagu seriosa yang bertemakan keindahan alam adalah “Irama Desa” karya Iskandar, “Senja di Pelabuhan Perahu”karya Mochtar Embut, dan lain sebagainya. 2. Musik seriosa dengan tema “Mengisahkan Percintaan”. Beberapa lagu-lagu seriosa yang bertemakan percintaan adalah “Cintaku Jauh Di Pulau” Soetopo, “Embun” Sinsoe, “Kisah Sandiwara”, “Srikandi”, dan “Gadis Bernyanyi di Cerah Hari” karya Mochtar Embut, “Lumpur Bermutiara”karya Surni Wakirman, “Bagi Kekasih” karya Binsar Sitompul, “O, Angin” karya Cornel Simanjuntak, “Kisah Mawar di Malam Hari”, dan “Lagu Pujaan” karya Iskandar, dan lain sebagainya. 3. Musik seriosa dengan tema “Mengisahkan Patriotisme Kepahlawanan”. Beberapa lagu-lagu seriosa yang bertemakan patriotisme adalah “Lagu Untuk Pahlawan” Karya FA. Warsono, “Fajar Harapan” karya Ismail Marzuki, “Melati di Tapal Batas” karya Ismail Marzuki, “Bukit Kemenangan” Karya Djuhari, dan sebagainya. Komponis Seriosa Indonesia Pada bagian ini, penulis akan membahas beberapa komponis seriosa. Penulis menyadari tidak mampu memberikan gambaran tentang seluruh komponis-komponis musik seriosa secara lengkap dan menyeluruh diakibatkan data-data tentang komponis musik seriosa Indonesia yang sulit ditemukan. Dari beberapa data-data yang penulis dapatkan mengenai biografi komponis musik seriosa Indonesia adalah Cornel Simanjuntak; Mochtar Embut; Iskandar; Soetopo; dan Binsar Sitompul, Djuhari, Sinsoe. Komponis Cornel Simanjuntak Cornel Simanjuntak lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara tahun1921. Ia memperoleh pendidikan teori dan praktek musik dari Yesuit J. Schouten semasa bersekolah guru di HIK Xaverius College di Muntilan, Jawa Tengah. Tak banyak karya yang ditinggalkan, diantaranya adalah terutama lagu-lagu yang semuanya menunjukkan daya cipta indah dan kecakapan musiknya yang kuat. Melodinya indah, seperti pada Mekar Melati dan Mari Berdendang. Lagu Kemuning dan 0, Angin selain liriknya yang hangat mengharukan, juga mengandung cita rasa dramatik. Dari rencana gubahan operanya yang berjudul Madah Kelana, hanya sebagian kecil dapat diselesaikan, akan tetapi lagu-lagu mars perjuangan dan lagu-lagu patriotik gubahannya yang dinyanyikan di seluruh Indonesia, memegang peranan sangat penting dalam menggerakkan semangat perjuangan semasa revolusi fisik. Beberapa lagu jenis ini termasuk Maju Tak Gentar, Tanah Tumpah Darah, Padamu Pahlawan, Teguh Kukuh Berlapis Baja, Indonesia Tetap Merdeka yang lebih terkenal sebagai Sorak-Sorak Bergembira. Secara umum, lagu-lagu ini digubahnya ketika ia dirawat di Sanatorium Pakem, Yogyakarta. Pada masa pendudukan Jepang, ketika ia bekerja di Keimin Bunka Shidosho, ia menciptakan banyak lagu berbau propaganda, tetapi mempunyai arti penting sebagai latihan penciptaan bagi dirinya dan pendidikan musik untuk rakyat. Diantaranya adalah Menanam Kapas, Menabung, Bekerja, Bikin Kapal, Hancurkanlah Musuh Kita yang lebih dikenal sebagai Awaslah Inggris dan Amerika. Karya-karyanya yang lain Citra, O Ale Alogo, Kupinta Lagi, Andigan ma, Di na laho Maridi. Cornel meninggal pada tanggal 15 September 1946 akibat penyakit paru-paru yang dideritanya dan disebabkan kehidupan tak teratur selama masa perjuangan kemerdekaan, bahwa ia ikut ambil bagian secara aktif. Secara anumerta, dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan oleh Pemerintah RI tahun 1961. Kerangka jenazahnya tanggal 10 November 1980 dipindahkan dari pemakaman umum ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta. Komponis Mochtar Embut Mochtar Embut lahir pada tahun 1934 dari seorang ayah yang berasal dari Medan dan ibu berasal dari Ngawi, Jawa Timur. Ketika berusia tiga tahun ia sudah mengenal musik dari orang tuanya. Pada usia 12 tahun, ia menjadi pianis dan anggota orkes Kesejahteraan Angkatan Darat Territorium VII. Setelah tamat SMA di Makasar, ia pindah ke Jakarta dan bekerja di RRI sebagai penggubah lagu. Lagu-lagu gubahannya antara lain Di Wajahmu Kulihat Bulan, Di Sudut Bibirmu, Mars Pemilihan Umum, Mars Keluarga Berencana, Swa Bhuwana Paksa. Mochtar Embut seorang komponis yang kreatif dan produktif. Sepanjang hidupnya ia menggubah tidak kurang dari 100 lagu, baik pop, seriosa, maupun keroncong. Ia juga mengaransir lagu-lagu untuk orkes besar. Ia dikenal sebagai salah seorang tokoh seni musik Indonesia. Pada tahun 1971 ia pergi ke Tokyo untuk mengikuti festival lagu pop sedunia, dan pada kesempatan itu ia membawakan lagunya yang berjudul With the Deepest Love from Jakarta yang dibawakan oleh Elly Srie Kudus. Sampai akhir hayatnya Mochtar Embut tidak berkeluarga, ia menderita sakit kanker hati. Akibat penyakitnya ini, yang pada awalnya dirawat di Jakarta kemudian dipindahkan ke Bandung. Pada tahun 1973 Mochtar Embut meningal dunia dan dimakamkan di Jakarta. Komponis Iskandar Iskandar lahir tanggal 7 September 1920 di Plaju. Ayahnya, K. Suwandi, bekerja sebagai pegawai pada perusahaan minyak. Sejak kecil ia sudah menunjukkan kegemarannya pada musik dengan menyanyi dan menari. Namun dalam usia 23 tahun, ia benar-benar terjun secara penuh menjadi pemain musik dengan bergabung pada Orkes Keroncong pimpinan M. Sagi, kemudian bergabung dengan Orkes Studio Radio Pendudukan Jepang 1943. Tahun 1945 setelah proklamasi kemerdekaan RI, terbentuklah RRI Studio Jakarta, ia ditunjuk langsung sebagai pemimpin Orkes Studio RRI Radio Republik Indonesia Jakarta. Iskandar juga mendirikan dan memimpin Orkes Putra Indonesia dan Orkes Empat Sekawan. Tanggal 5 Oktober 1948, ia mendirikan dan memimpin Orkes Puspa Kencana yang pemainnya kebanyakan terdiri dari para pemain Orkes Studio RRI Jakarta. Di tahun ini juga, ia mulai mencipta lagu-lagu, yang umumnya berupa lagu-lagu "semi klasik". Pergumulannya dengan musik mempertemukannya dengan seorang gadis penyanyi yang tenar di zamannya, Coryati yang kemudian menjadi istrinya. Tahun 1953, tampil memimpin Orkes Tjandra Kirana, yang terdiri dari 16 pemain. Karirnya di RRl terus menanjak, tahun 1972 diangkat menjadi Kepala Pembinaan Orkes-Orkes Studio sampai 1975. Tiga tahun kemudian, Januari 1978, tampil untuk pertama kalinya memimpin Orkes Telerama di layar TV Televisi, dengan acara siaran tetap sekali sebulan. Beberapa dari ratusan karya-karya lagu yang telah diciptakan, sebagian besar lagu-lagu itu berhasil memasyarakat pada zamannya, malah merupakan karya monumental. Lagu-lagu ciptaannya beragam jenisnya, ada Seriosa Dahaga, Karam, Lagu Pujaan, Dewi Anggraeni, Keroncong Bandar Jakarta, syairnya oleh Ismail Marzuki, Hiburan Sabda Alam, Mars Pemilihan Umum dan Keluarga Berencana dan Hymne Gita Jaya. Dalam musik pop, ia punya perhatian tersendiri pada Andi Meriem Mattalata asal Ujung Pandang, dengan menciptakan lagu khusus di antaranya Mutiara Dari Selatan, Mohon Pamit, Sebutir Mutiara, Sadarlah Sayang, Mesedih, Tiada Bulan Di Wajah Rawan dan lain-lain. Perhatian khusus pernah pula ia berikan kepada banyak penyanyi sebelumnya, antara lain Bing Slamet, Ade Ticoalu, Norma Sanger, Titiek Puspa, dan anak sulungnya sendiri, Diah Iskandar. Sebagai tanda bakti kepada ayahnya, dengan bantuan TVRI Televisi Republik Indonesia, Diah mempersembahkan Orkes Chandra Kirana, yang ia resmikan bertepatan dengan hari ulang tahun Iskandar tanggal 7 September 1979. Komponis Binsar Sitompul Binsar Sitompul lahir di Pahae Tarutung tanggal 5 Maret 1923. Ia menamatkan Sekolah Dasar Hollands – Inlandsche School pada tahun 1939, lalu melanjutkan pendidikan sekolah pendidikan guru Hollands-Indische Kweekschool Katolik di Muntilan. Sekolah di Muntilan itu memberikan kesempatan pertama baginya untuk berkenalan secara serius dengan musik klasik dalam berbagai bentuk penampilan, antara lain dalam bentuk orkes simfoni. Selama pendudukan Jepang, ia berkonsentrasi dalam permainan biola dan mendalami teori musik. Binsar Sitompul menjadi pemasaran untuk bidang musik saat kongres Kebudayaan I tahun 1948 di Magelang. Ia juga menjadi anggota Panitia Indonesia Raya tahun 1948 di Yogyakarta, yang antara lain membahas lagu kebangsaan dari segi pemyempurnaan bentuk dan penggunaannya secara protokoler. Pada tahun 1950, ia mendapat kesempatan belajar di Belanda selama beberapa tahun dan sekembalinya ke tanah air, ia bekerja di RRI Jakarta dan menjadi dosen untuk teori harmoni di IKIP Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Jakarta, sekarang Universitas Negeri Jakarta UNJ. Pada tahun 1957, ia mendirikan dan membina Paduan Suara RRI, serta menjadi pengajar sejarah musik di sekolah musik Yayasan Pendidikan Musik YPM. Beberapa karyanya terpilih sebagai lagu wajib dalam lomba paduan suara tingkat nasional dan propinsi. Karya-karya seriosanya adalah “T’rima Salamku”, “Tembang Ria”, “Doa”, “Saudade”, “Renungan di Makam Pahlawan”, Monolog Pak Jaya di Makam Pahlawan”, dan “Bagi Kekasih”. Komponis Soetopo Soetopo lahir di Jombang, 26 April 1937. Ia memperoleh pendidikan formal dalam bidang musik di Sekolah Menengah Musik Indonesia Yogyakarta pada tahun 1957. Kemudian ia melanjutkan studinya di Akademi Musik Indonesia dan ISI Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan berguru kepada beberapa musisi dari luar negeri seperti Willy Piel, Bodmer dan G. Kenney. Pertama kali menciptakan lagu sekitar tahun 1951 saat aktif dalam gerakan kepaduan. Selain berprofesi sebagai pemusik, ia juga berdinas di TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir sebagai kolonel. Ia mengajar di ISI Yogyakarta 2001-2006. Ia juga pernah bertugas di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Direktur Kesenian, serta sering memimpin aubade dalam acara Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara 1971-1988. Sebagai konduktor paduan suara dan orkes simfoni, ia tercatat pernah memimpin Orkes Simfoni Jakarta dan Orkes ISI Yogyakarta serta mengiringi musisi Adidarma, Iravati M. Sudiarso dan Kuei Pin Yeo. Tahun 1985, ia mewakili Indonesia menjadi konduktor dalam ASEAN Assosiation Of South East Nation Youth Music Camp di Malaysia. Beberapa komposisi vokal ciptaannya adalah “Mars Wajib Belajar 9 Tahun”, “Himne ASEAN”, “Himne Kodam Trikora”, Himne Universitas Widya Mandala Surabaya”. Karya musik seriosanya adalah “Cintaku Jauh Di Pulau”, “Bukit Hitam”, “Puisi Rumah Bambu” dan “Gersang”. Komponis Djuhari Djuhari lahir di Garut 6 Juni Tahun 1924 dan mempunyai bakat seni sejak kecil secara otodidak. Diwarisi oleh ayahnya yang juga pemain musik dan ibunya yang menyenangi seni Sunda. Tidak heran sejak duduk di bangku kelas VI Lagere School ia telah mampu mencipta lagu. Kariernya lama dijalani di RRI Bandung hingga Tahun 1972, kemudian ia mendapat tugas sebagai Kepsta RRI Bogor sampai akhir Tahun 1975. Pekerjaan di RRI mendorong berkembangnya bakat beliau. Sejak itu dari tangannya tercipta lebih dari 400 buah karya lagu. Jenis lagu yang ia ciptakan sangat beragam seperti; lagu-lagu jenis hiburan, keroncong, seriosa, pop, lagu anak-anak, qasidah, hingga dangdut dan pop Sunda pun ia pernah ciptakan. Salah satu kenangan beliau dalam menciptakan lagu, seperti seringkali diceriterakan kepada anaknya; ialah pada saat diminta oleh pimpinan Studio Jakarta Iskandar dan Mochtar Embut, untuk menciptakan lagu seriosa yang akan dipergunakan dalam Pemilihan Bintang Radio. Saat itu beliau belum pernah menciptakan jenis seriosa. Namun akhirnya ia mencobanya, maka lahirlah dua buah lagu berjudul Bukit Kemenangan dan Hati Penuh Kerinduan. Lagu itu dijadikan lagu wajib Pemilihan Bintang Radio Tahun 1960-an hingga beberapa tahun kemudian. Lagu lain yang yang selalu menjadi kenangan beliau ialah lagu Seuntai Manikam. Saat itu tahun 1960, RRI mengadakan sayembara mengarang lagu. Djuhari mencipatakan lagu tersebut selain dorongan kesenimanannya namun konon saat itu beliau sedang menghadapi kesulitan dana untuk menghadapi kelahiran putranya. Dan ternyata lagu Seuntai Manikam pemenangnya. Uang hadiah langsung ia bayarkan untuk biaya kelahiran putra kedua yang lahir tepat saat pemenangnya diumumkan. Lagu-lagu beliau banyak dinyanyikan para Bintang Radio/TV, seperti Sam Saimun, Bing Slamet, Donny Saleh, Dedy Damhudi, Tatty Saleh, Group Patria, dll. Beliau juga salah seorang Dewan Juri baik provinsi maupun tingkat Nasional setiap kegiatan Pemilihan Bintang Radio/TV hingga tahun terakhir. Di bidang penulisan naskah dan penyutradaraan Sandiwara Radio, beliau adalah pakarnya. Tahun 1993 pernah membawa RRI Bandung menjadi juara Swara Kencana. Ratusan naskah sandiwara dan oratorium ia pun ciptakan. Salah satu diantaranya ialah Oratorium Penyiaran Teks Naskah Proklamasi Kemerdekaan RRI oleh para pejuang radio di Bandung yang pernah mendapat penghargaan dari Menteri Penerangan, Harmoko. Perjalanan hidupnya ia curahkan hampir sepenuhnya untuk musik dan RRI. Sederatan Piagam Penghargaan tak terhitung jumlahnya. Mulai dari Gubernur Jawa Barat bahkan pernah menerima Piagam Penghargaan dari Persiden RI 1982. Karya-karya almarhum yang populer antara lain Lagu Pop Senja di Priangan, Seuntai Manikam, Balada Dwikora, Tangkuban Perahu, Kepada Guru, Kepada Pak Tani, Kepada Pak Sopir, Kepada Para Medis. Lagu Seriosa Bukit Kemenangan, Hati Penuh Kerinduan, Bunga Yang Gersang, Permata Hijau. Lagu Keroncong Di Remang Petang, Pulang, Gita Persada, Api Kasih. Hymne Hymne IKOPIN, Hymne Siliwangi Dari Bumi dan Hati Tumbuhlah. Lagu Pop Sunda Hariring Kuring, Ngabungbang, Panineungan, Harianeun, Teu Nyana, Ngalamun, Pasosore, Mapag Rayagung. Lagu anak-anak Mobil Butut, Ayun-Ayunan, Cika-cika, Hayu Mulang, Ucing jeung Anjing, Caang Bulan. Lagu Qasidah Balada Maha Pencipta, Pemuda Alam Semesta, Allah Maha Besar, Maha Pemurah, Do'a Syukur, Gita Idul Fitri, Bulan Suci Telah Tiba, Yerusalem, dll. Naskah Sandiwara Radio Pengorbanan, Jalan Buntu, Menguak Tirai Kegelapan, Bukit Kemenangan, Sebuah Berita, Melati Berduri, Anak-anak yang Terbuang, Dr. Mira, dll. Tak cukup ruang dan waktu untuk menulis berjuta jasa dan kenangan almarhum. Hanya do'a yang mengiringi kepergian Bapak. Selamat jalan Maestro RRI, musisi legendaris, sesepuh kami, beristiratlah di sisi Tuhan. Kami mengiringi dengan do'a dan air mata, karena belum bisa membalas jasa budi baikmu. Iik Setiawan RRI Bandung . Komponis George Rudolf Willems Sinsoe George Rudolf Willems Sinsoe lahir di Tahuna, Sangihe, 12 November 1912 dan meninggal pada 9 Juli 1974 di Bogor, Jawa Barat, dalam usia 62 tahun. Menyelesaikan pendidikannya di AMS semacam SLA sampai kelas II pada tahun 1932. Ia mahir memainkan gitar yang dipelajari dari ibunya. Ia tertarik pada biola karena terkesan oleh permainan biola Joe Fenaty dalam Film King of Jazz. Bakat musiknya menurun dari ibunya, yang pandai bermain biola dan mandolin serta pintar menyanyi. Tahun 1935 ia mendapat kontrak untuk main di Singapura dan kemudian keliling Semenanjung Malaka. Tahun 1937 ia gagal memasuki Hongkong, karena Jepang telah memasuki Cina. Di Jawa ia mendirikan orkes Hawaiian Syncopeters yang merupakan satu dari lima besar dunia. Pada masa pendudukan Jepang ia ditarik main dalam orkes symphoni Hosho Kyoku. Dalam masa itulah lahir karya-karyanya yang terkenal seperti Surya Wisesa, Embun. Penataan musik untuk film dimulainya sejak Darah dan Doa 1950, karya Usmar Ismail. Dan karyanya untuk Harimau Tjampa 1954 berhasil memenangkan hadiah dari FFA di Singapura 1955. Pada awal 1930-an, mendirikan Hawaiian Syncopators di Jakarta. Pada 1950-an, ia bermain di Hotel Des Indes bersama Nick Mamahit piano, Bart Risakotta drums sedangkan dirinya memainkan bass. Ketika TIM baru berdiri pada akhir tahun 1960-an, ia menyelenggarakan pertunjukan musik dalam bentuk big band. Acara itu sempat berlangsung secara rutin setiap tiga bulan. Dalam Expo 1970 di Osaka, Jepang, bergabung dengan Indonesia Enam, pimpinan Mus Mualim, bersama Sadikin Zuchra, Idris Sardi, Maryono, dan Benny Mustapha. Selain bermusik, tahun 1950-an, pernah main film berjudul Krisis. Awal tahun 1970-an namanya kembali muncul di dunia musik dengan rombongan Big Band-nya, yang memanggil kembali perhatian orang pada musik Jazz. Sejak tahun 1964 tiba-tiba ia muncul sebagai pelukis abstrak. Pernah pameran di TIM. Penyanyi Seriosa Indonesia Pada bagian ini, penulis akan membahas beberapa penyanyi seriosa yang sudah memberikan konstribusi di dalam perkembangan musik seriosa pada masanya masing-masing. Sangat sulit memperoleh data-data menyangkut penyanyi-penyanyi seriosa Indonesia, oleh karena itu penulis tidak mungkin memberikan gambaran tentang seluruh penyanyi seriosa Indonesia dalam penelitian ini dikarenakan data tentang biografi mereka belum dituliskan. Berikut ini adalah beberapa penyanyi seriosa Indonesia Pranawengrum Katamsi, Aning Katamsi, Pranadjaya, Rose Pandanwagi, Christopher Abimanyu. Pranawengrum Katamsi Pranawengrum Katamsi sapaan akrab dengan nama Rum lahir tanggal 28 Maret 1943, ia merupakan putri kelima dari enam bersaudara dari pasangan RM Surachmad Padmorahardjo dan Oemi Salamah. Bakat seni yang mengalir dalam dirinya didapat dari sang ayah. Ayahnya yang berprofesi sebagai pegawai swasta memiliki kemampuan bermain biola. Dengan latar belakang yang dimiliki oleh orang tuanya, maka perhatian yang penuh diberikan kepada Rum dalam mengembangkan bakat bernyanyi yang dimiliki. Ditengah proses tersebut, ia harus menerima kenyataan bahwa ayahnya meninggal dunia disaat ia masih berusia tujuh tahun. Dalam situasi ini, posisi ayah yang selalu mendukung perkembangan bakat musik bernyanyi Rum digantikan oleh ibunya. 21 Saat menempuh pendidikan di SMA Sekolah Menengah Atas, Rum mendapatkan kesempatan dari Nathanael Daldjoeni kepala sekolah yang juga berprofesi sebagai penggubah lagu dan pemerhati musik. Nathanael salah satu orang yang berjasa dalam memperkenalkan lagu seriosa kepadanya. Lambat laun Rum mulai mencintai lagu seriosa dan belajar musik ini dengan serius. Di tengah upayanya memperkenalkan musik seriosa, Rum tak memungkiri masih adanya pandangan keliru dari segelintir kalangan yang menganggap bahwa musik seriosa hanya untuk konsumsi ''orang berstatus tinggi'' dengan pemahaman musik di atas rata-rata. Padahal, musik seriosa sendiri tak pernah membatasi diri. Bahkan pada 1950-an, seriosa menjadi musik yang sering dinyanyikan kaum remaja. Pada 1960, Rum mengikuti lomba seriosa di Pekan Kesenian Jakarta mewakili sekolahnya. Rum yang ketika itu masih berusia 16 tahun berhasil meraih juara II. Setahun berselang, ia mengikuti ajang Bintang Radio Wakil Presiden Republik Indonesia 1972-1978 Yogyakarta tingkat nasional, ia mampu mendapatkan gelar juara harapan. Rum secara terus menerus menimba ilmu kepada banyak guru vokal, seperti R Suwandi, Suthasoma, Kusbini, Binsar Sitompul, Sari Indrawati, EL Pohan, dan N Simanungkalit. Salah satu di antara guru vokal yang mendidik Rum yaitu, N. Simanungkalit memiliki keyakinan bahwa Rum akan tumbuh menjadi penyanyi seriosa yang terkenal di Indonesia. Saat masih menjadi mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, ia tampil sebagai juara pertama dalam Pekan Kesenian Mahasiswa seluruh Indonesia di Denpasar Bali. Prestasinya yang paling membanggakan adalah saat ia berhasil keluar sebagai jawara sebanyak tujuh kali dalam perlombaan Bintang Radio dan televisi tingkat nasional jenis seriosa yakni pada tahun 1964, 1965, 1966, 1968, 1974, dan 1980. Atas prestasi itu, Rum berhak mendapat Piala Supratman, sebuah penghargaan tertinggi dalam ajang tersebut. Pada 27 Januari 1964, Rum menikah dengan Amoroso Katamsi, seorang aktor, dokter, dan perwira Angkatan Laut. Sebagai istri seorang prajurit, Rum kerap menemani suaminya bertugas, seperti saat aktor pemeran Presiden Republik Indonesia Kedua 1966-1988 Soeharto dalam film G30S/PKI Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia itu ditugaskan ke Cilacap pada tahun 1969 hingga 1973. Selama kurun waktu tersebut, Pranawengrum absen dari kompetisi bintang radio dan televisi. Setelah menikah, Rum dan keluarga bermukim di Jakarta. Status barunya sebagai ibu rumah tangga tak menghalangi hasratnya untuk terus berkecimpung di dunia olah vokal. Dengan dukungan penuh dari sang suami, Rum kian giat berlatih di bawah bimbingan Pranadjaja, FX Sutopo, Sunarto Sunaryo, dan Anette Frambach. Ia bahkan tak hanya eksis berkarya sebagai penyanyi tetapi juga turut berusaha mengembangkan genre seriosa di Indonesia. Misalnya Rum mengumpulkan rekan seprofesinya untuk memperkenalkan musik seriosa kepada masyarakat awam. Upaya lain yang dilakukannya adalah membuat rekaman bersama pianis Soewanto Soewandi, di bawah label Irama Master, namun sayangnya album tersebut kurang mendapat sambutan hangat. Rum pernah mendapat undangan untuk tampil dalam Pentas Paduan Suara Rum pernah mendapat undangan untuk tampil dalam Pentas Paduan Suara
ColorPencil ColorPencil Seni Sekolah Menengah Pertama terjawab • terverifikasi oleh ahli Iklan Iklan TikaIntanTini TikaIntanTini A. klasik ..... ☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺ Terimakasih Iklan Iklan leliyana leliyana Jawabannya adalah Thanks Iklan Iklan Pertanyaan baru di Seni 28. Soga dan kusumba merupakan jenis pewarna bahan tekstil...... b. Alami. a. Alam c. Buatan d. Polyester d. Sintesis Urutan penyusunan rencana rencana pembelajaran في المدراس نتعلم الدروس ثم نمر با الا متحا نات أما في الحياة نمر با الا متحا نات ثم نتعلم الدروس artinya Ensambel rebana lebih menekankan pada permainan musik ritmis perkusi yang berfungsi sebagai? Hal utama ketika melakukan perencanaan dalam pameran seni rupa adalah…? Sebelumnya Berikutnya Iklan
Jawaban. Penjelasan Piano karena piano lebih mudah untuk mengikuti intonasi,ketukan, keras lembutnya dan lain-lain.. Jelaskan apa yang dimaksud dengan musik seriosa? Seriosa adalah jenis irama lagu yang dianggap serius karena membutuhhkan teknik suara yang berbeda dengan genre lagu yang lain, misalnya lagu keroncong maupun hiburan. Apakah itu alat musik melodis? Sederhananya, alat musik melodis adalah instrumen musik yang dapat mengeluarkan nada, melodi, maupun irama. Alat musik melodis secara fungsional ikut melakukan kontrol terhadap nada dalam sebuah melodi atau lagu. Seriosa termasuk jenis musik apa? Musik seriosa merupakan salah satu jenis musik modern di Indonesia yang berasal dari jenis musik lied Jeman atau art song Inggris. Apa ciri ciri musik seriosa? SeriosaCiri-ciri musik seriosa a. Banyak menggunakan nada-nada sisipanb. c. Dinyanyikan dengan serius dan perasaan yang mendalamd. Apa saja contoh alat musik melodis? Kolintang. Alat musik yang berasal dari Sulawesi Utara ini terbuat dari kayu yang disusun sedemikian rupa dan bentuk hingga menghasilkan nada-nada yang berbeda. Piano. Biola. Seruling. Gitar. Apa saja 3 contoh alat musik melodis? Recorder. Recorder adalah alat musik melodis tiup yang terbuat dari kayu atau plastik berbentuk pipa. Pianika. Pianika adalah alat musik melodis tiup yang berbentuk seperti keyboard portabel. Gitar. Gitar adalah alat musik melodis petik. Kecapi. Biola. Xylophone. Apa saja alat musik tradisional melodis? – Alat musik melodis merupakan alat musik yang menghasilkan nada dan mengatur sebuah nada dalam sebuah lagu. Bonang. Talempong. Kecapi. Angklung. Calung. Seruling atau Suling. Sasando. Apa perbedaan antara musik pop dengan musik seriosa? Perbedaan tersebut adalah dalam musik pop/keroncong dan sejenisnya disajikan sebagai hiburan dan dinikmati tanpa memerlukan perhatian yang khusus. Sedangkan dalam musik seriosa, disajikan sebagai karya seni yang utuh dan memerlukan perhatian yang penuh. Apa saja genre musik Barat? Apa saja jenis-jenis musik kreasi? Apa saja ciri-ciri musik keroncong? References Pertanyaan Lainnya1Kemajuan Kemajuan Yang Dicapai Oleh Bani Umayyah?2Jelaskan Pengertian Kemerdekaan Menggunakan Bahasamu Sendiri?3Berikut Adalah Permasalahan Ekonomi Yang Dibahas Ekonomi Makro?4Langkah Langkah Penyajian Teks Eksposisi?5Bagian Setrika Yang Merupakan Isolator Adalah?6Nilai Nilai Hikayat Bunga Kemuning?7Sebutkan Fungsi Tenaga Dalam Gerakan Tari?8Berapa Digit Kode Grup Edmodo?9Tiga Sumber Bunyi Yang Menggunakan Energi Listrik?10Keliling Lingkaran Yang Berjari Jari 14 Cm Adalah?
seriosa merupakan salah satu lagu yang menggunakan teknik